Terkait dengan
bagaimana pendangan masyarakat, peran humas sangatlah berpengaruh untuk
membentuk pola fikir serta pandangan masyarakat, tidak hanya dengan memakai
atribut kemana pun kita pergi, tetapi juga dengan pecitraan di media. Berbicara
tentang media, Memang bahasannya pun sangat luas. dari media jurnalistik sampai
dengan media elektronik.
Kamarin tepatnya tangal
2-3-2013 teman-teman KAMMI FII SABILLAH telah silaturahmi dengan salah satu
wartawan yang sudah sangat exsis di dunia koran Ponorogo . "Pak
budi" beliaulah sasaran silaturahmi kali ini.Berawal dari pertemuan di
madiun, kami berniat untuk lebih mendalami tentang dunia media, terlebih lagi
tentang fotografi. Pemuda yang baru menikah ini menjelaskan secara detail
terkait tentang bagaimana cara memfoto, objeknya, dari sudut pandangnya,
pencahayaan, feature, dan masih banyak lagi. beliau rela memutuskan kuliahnya
demi hobi yang dia geluti yaitu seorang "fotografer". Kami pun
semakin tertantang dengan vidio yang dia perlihatkan, dia memperlihatkan
tentang perlombaan memotret dengan tema "pendidikan" di desa
terpencil.
"foto itu adalah
kreasi dan kepuasan hati" ucapnya sembil meneguk kopi yang telah di
buatkan oleh istri tercintanya. gambar yang bagus adalah yang bisa berbicara,
bahkan sebelum baca teksnya. Pengambilan gambar (angel) dari dekat, sedang dan
jauh pun juga menjadi pertimbangan konteks yang ingin kita tampilkan. Bahkan
untuk memotret pun ada rumusnya 5 W + 1 H.
Semua orang bisa memotret,
tapi hanya sedikit orang yang mendapatkan hasil yang memuaskan. terbukti ketika
kami di tantang untuk memfoto sepiring tahu goreng. Dan pesan yang ingin
kita sampaikan ketika orang lain melihat gambar kita adalah teropsesi untuk
membeli karena terlihat begitu renyah, rasanya, kriuknya dsb. berkali-kali kita
memfoto tapi hasilnya. Wah, klu ibarat itu foto makanan yang akan kita jual,
pasti tidak laku, hehe. Karena banyak unsur yang seharusnya tidak di
perlihatkan menjadi sorotan utama. Yach namanya juga masih pemula!! Heiiyy, tak
tanggung-tanggung, Pak budi langsung meminta kita untuk berkompetisi untuk
mendapatkan gambar essai. ya, cukup hanya 12 lembar tetapi semua
gambarnya harus bermakna dan besok harus di kumpulkan. Wah, kebayang kita yang
sibuk mempersiapkan tema dan tempatnya,ya.. karena foto essai adalah foto yang
runtut dari setiap peristiwa dan setiap peristiwa harus bermakna tentunya.
Kami pun mendapat tugas
memfoto proses pembuatan batu-bata dari awal mencari tanah sampai proses
pengeringan. tidak mudah memeng, tapi adalah tantangan.
Terkait dengan hal baru,
komsat kammi yang baru di didirikan belum genap 1 tahun ini,juga tidak kalah
seru. masalah bukan baru atau tidaknya, tetapi kelanjutannya, semakin exsist
atau malah semakin sedikit anggotanya.
Selamat mencoba, fotografi
hal yang menyenangkan. Jika itu menjadi salah satu hoby pembaca, maka tak ada
salahnya untuk mengembangkan. Seni itu unik dan 1 lagi, tidak membosannkan.
0 comments:
Posting Komentar