Pertanyaan ini mengingatkan saya pada sebuah kegiatan diskusi di Masjid Nurul Irfan UNJ, Rabu kemarin. Salah satu audiens mempertanyakan, mengapa jargon muslim negarawan muncul di hampir setiap pernak-pernik KAMMI. Ternyata, ada banyak alasan yang melatarbelakangi  di balik makna dua kata ini. Argumentatif dan sejumlah perdebatan turut mewarnai historikal istilah ini.
    Istilah ini muncul ketika Lokakarya departemen kaderisasi akhir desember tahun 2005 ( 1 Muharram 1427 H) yang diselenggerakan di Situ Gunung Sukabumi, menyepakati rumusan profil ideal kader KAMMI, yakni  mewujudkan kader Muslim Negarawan. Lalu, mengapa Muslim Negarawan?
    Pertama, Dimensi Visi Gerakan
  Dalam visi gerakan KAMMI termaktub visi melahirkan “Pemimpin Masa Depan yang tangguh di Indonesia”. Rumusan profil ideal kader KAMMI, yakni mewujudkan kader Muslim Negarawan. Sosok negarawan adalah model dari “manusia tangguh” dalam konteks kepemimpinan bangsa. Peran-peran perubahan antara Politisi dan Negarawan tentu berbeda.Politisi lebih mementingkan kepentingan diri dan kelomponya, sedangkan Negarawan lebih disibukkan untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan generasi masa depannya. Diharapkan dengan ini KAMMI dapat melairkan manusia-manusia yang lebih memikirkan bangsanya. Nahnu du’at qobla kulli syai’ (kami adalah da’i sebelum menjadi segala sesuatu).
  Kedua, Dimensi Normatif
Terdapat banyak ayat yang mengapresiasi  hal ini. Jika yang dimaksud dengan manusia tangguh itu adalah orang-orang yang qowiy, akan ditemukan ayat-ayat tersebut merujuk pada kualitas kompetensi manusia. Enam kualitas inti yang diidealkan dalam Al-Qur’an.
  • Tradisi pengetahuan yang kuat.
“Hai Yahya, ambillah Al-Kitab itu dengan segala kekuatan. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.
  • Mentalitas yang kuat.
Keberanian nabi Musa melawan tirani kekuasaan. Salah seorang dari wanita itu berkata :
“ Ya, bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dipercaya.
  • Tubuh yang kuat.
“Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. ( Q.S 2 :247)
  • Keunggulan spesialisasi.
“Jadikanlah aku bendaharawan negara Mesir : Sesunggguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengatahuan (Q.S Yusuf : 55)
  • Kemampuan kepemimpinan yang kuat
“Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan Ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan) ( Q.S 38 :17)
  • Performance yang kuat
“Yang diajarkan oleh (Jibril) yang sangat kuat. (QS. 53 : 5)
Kader KAMMI dirancang untuk menjadi pemimpin-pemimpin tangguh masa depan. Untuk itulah 6 kompetensi dasar diatas yang selayaknya menjadi bekal kader KAMMI.
Ketiga, Dimensi realitas Sosial-Politik
  Kepemimpinanlah yang menjadi tolak ukur untuk kemajuan Indonesia agar pulih dari krisis. Aspek kepemimpinan tidak dapat diabaikan dalam sebuah negara, karena jika diabaikan bukan tidak mungkin bangsa ini tidak dapat berjalan sendiri dan terancam perpecahan dimana-mana. Muslim, bermakna pemimpin haruslah memiliki ideologi Islam sebagai fondasi awal. Negarawan, bermakna sosok yang memiliki karakter yang kuat dengan kepemimpinan keislaman sebagai landasannya. Muslim Negarawan sebagai sosok tangguh dengan ideologi Islam menjadi jawaban atas krisis-krisis yang terjadi diberbagai aspek negeri ini.
Keempat, Dimensi Konstitusi
Secara konstitusional misi dan peran kenegaraan termaktub pada pembukaan UUD’45. Dalam konteks kekaderan makna Negarawan diatas bagi KAMMI adalah misi-misi kenegaraan harus dijiwai kader KAMMI. KAMMI harus dapat mengontrol negara untuk konsisten menjalankan peran-peran kenegaraan ini.
Kelima, Dimensi Historis
  Sejarah perpolitikan Indonesia, umat Islam terpecah menjadi dua : islam dan Nasionalis.
Pihak Islam seakan tidak layak menjadi pemimpin negara karena dianggap sebagai kelompok minor. Padahal, faktanya baik yang mengklaim Islam maupun nasionalis, keduanya sama-sama Muslim. Gagasan Muslim Negarawan adalah upaya untuk mengklarifikasi sejarah politik bangsa bahwa konteks negarawan adalah hak semua pihak.Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, memiliki tanggung jawab besar untuk mengemban amanah kenegarawanan dalam penyelesaian kemiskinan, memberikan rasa aman, dan memperkokoh martabat bangsa.
Muslim Negarawan adalah kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealias dan konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat, serta mampu menjadi perekat komponen bangsa dalam upaya perbaikan. Kader-kader KAMMI dituntut untuk bergaul secara luas dalam proses perbaikan dan pembangunan dengan berbagai pihak dan meletakkan ukhuwah secara proporsional demi memajukan tanah air. Siapakah tauladan kita sebagai Muslim Negarawan ? Rasulullah adalah contoh ideal Muslim negarawan.
Salam Muslim Negarawan !
Wallahu a’lam bisshawab
Sumber : Quantum Youth Empowering (Dengan perubahan seperlunya)
Ayyash Ibnu Sofian
brave_ozhie28@gmail.com
Penulis adalah Staff Departemen Humas KAMMI Komisariat Madani

Sumber : http://kammimadani.wordpress.com/2012/04/23/mengapa-muslim-negarawan-gkm/

0 comments:

Posting Komentar