Cinta Karena Allah

Pastinya kita pernah mendengar ungkapan “Mencintai karena Allah”, bukan? Lalu, apa sebenarnya makna ungkapan tersebut? Berikut hasil diskusi dalam forum “Muslim dan Muslimah Sejati” mengenai hal tersebut.
1. Tidak Terobsesi untuk Memiliki
Orang yang mencintai seseorang karena Allah maka dia tidak akan terobsesi untuk menjadikan orang yang dicintainya menjadi miliknya. Kenapa bisa begitu? Ya, karena kalau dia cinta karena Allah, dia tahu dengan pasti bahwa makhluk ciptaan Allah adalah milik Allah sepenuhnya.
Jadi, dilihat dulu deh yang pada pacaran (padahal nggak ada nih dalam Islam, he..he..), lalu katanya cintanya kepada “pasangan” karena Allah jua. Kalau emang benar-benar cinta, seharusnya tak usah terobsesi untuk memiliki dong, ya nggak? Kalau seseorang terobsesi untuk memiliki orang yang dicintainya, maka kemungkinan itu adalah cinta karena nafsu. Jadi, hati-hati mengungkapkan perasaan cinta kalian pada seseorang dengan nama cinta karena Allah.
Tidak terobsesi juga berarti bahwa kalian siap untuk kehilangan orang yang kalian cintai itu. Kalau kalian sangat takut kehilangan seseorang (sekalipun orangtua) sampai kalian berasa tidak akan bisa bertahan hidup karenanya, maka mungkin cinta kalian belum karena Allah.
2. Tidak Berharap Menerima Balasan
Seseorang yang mencintai orang lain karena Allah, maka dia tidak mengharapkan balasan apapun dari orang yang dicintainya. Kalau seandainya kalian merasa sudah mencintai teman kalian karena Allah, coba dilihat lagi apa kalian sudah ikhlas dengan kebaikan yang kalian lakukan padanya atau belum?
Kalau kita masih berharap dan merasa suatu saat bisa menuntut kebaikan yang sudah kalian berikan ke teman kalian, maka mungkin saja kalian belum mencintainya karena Allah. Jadi, kita harus belajar untuk tidak sakit hati kalau seandainya teman kita yang sering kita bantu pada suatu saat nanti tidak bisa membantu kita. Mungkin itu adalah ujian untuk menguji apakah kita benar-benar mencintainya karena Alah atau hanya karena mengharap balasan.
3. Selalu Mengharap Kebaikan untuk Orang yang Kita Cintai
Ingat cerita Rasulullah yang selalu dicaci maki oleh seorang kafir Quraisy tiap hari? Dan akhirnya, justru beliaulah yang pertama kali datang menjenguk orang tersebut saat sakit. Atau nggak usah jauh-jauh, apa kita sendiri pernah mendoa’akan kebaikan untuk orang yang sudah menyakiti kita? Mendo’akan secar tulus tentunya. Pasti sulit, bukan? Tapi kalau kita bisa melakukan itu, selalu mengharapkan yang terbaik untuk saudara-saudara kita (dengan apapun keburukan dan kebaikan yang pernah mereka lakukan), maka mungkin kita sudah termasuk orang yang mencintai seseorang karena Allah.
Susah untuk dilogika memang, bagaimana mungkin seseorang yang tidak saling kenal tapi karena mereka satu aqidah maka diibaratkan satu tubuh. Kesulitan orang tersebut jadi kesulitan kita juga, kebahagiannya jadi kebahagiaan kita juga. Tapi begitulah indahnya Islam, sebuah ikatan aqidah yang menyatukan kita dalam ukhuwah islamiyyah. Bahkan ikatan aqidah itu lebih kuat daripada ikatan darah.
Nah jika kalian merasa sudah memenuhi 3 kriteria diatas, jangan tunggu lama-lama lagi untuk mengungkapkannya. Kenapa? Coba simak cerita berikut:
Waktu itu Rasulullah sedang bersama dengan sahabatnya, kemudian ada seorang sahabat lain yang lewat didepan mereka. Sahabat yang tadi duduk dengan Rasulullah mengatakan bahwa “Ya Rasul, aku mencintai orang tadi karena Allah”, kemudian Rasulullah berkata “Kalau memang benar maka temuilah ia sekarang dan katakan bahwa engkau mencintainya karena Allah”.
So, mengungkapkan rasa cinta kita itu memang perlu, tapi yang harus digaris bawahi bahwa perasaan tersebut hendaknya kita katakan untuk yang masih tergolong mahram kita saja. Jadi, jangan bawa-bawa nama Allah kalau mau “nembak” cewek atau cowok buat pacaran!
Oleh: Shopia Mulyani (Bendahara Umum KAMMI Madani)–dengan beberapa perubahan dan penambahan.

Sumber gambar:
aridasahputra.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar