Hampir 14 tahun reformasi bergulir. Dan, tak tahu sampai kapan akan berakhir. Karena, sampai sekarangpun, semua elemen bangsa tentu sepakat, bahwa reformasi masih dan terus mencari format terbaiknya. Pun demikian juga dengan gerakan mahasiswa. Rekonstruksi internal dan agenda gerakanpun harus ditata ulang, kalau tak mau tenggelam oleh zaman. Mulai dari pola kaderisasi sampai dengan agenda yang akan di usung.
Karena, zaman telah berubah. Aksi – aksi jalanan, mungkin tak lagi relevan. Apalagi aksi anarkis, semakin membuat masyarakat apatis. Semoga Masa Transisi Demokrasi ini tidak menjadi momok bagi gerakan mahasiswa. Hanya “berkubang” pada bagaimana menempatkan gerakan demi menyelamatkan proses reformasi. Tetapi, bisa segera menempatkan diri dan berkontribusi. Jangan sampai masalah mendahului kemampuan solusi yang dimiliki.
Sekilas, jika kita telaah sedikit fakta bangsa ini dibawah kepemimpinan nasional era paska reformasi 1998 :
Era Gusdur (1999-2001)
- Hobi plesir ke luar negeri
- Memperbolehkan imlek yang dilarang pada era orde baru
- Berusaha mencabut TAP MPR tentang pelarangan ajaran komunis
- Berusaha “berdamai” dengan Israel
- Pencabutan SIUPP
Era Megawati (2001-2004)
- Amandemen UU ketenagakerjaan, dengan hasil adanya sistem kontrak yang menguntungkan pengusaha.
- Privatisasi BUMN ketangan asing.
- Pengangguran membengkak lebih dari 40Juta.
Era SBY –JK (2004-2009)
- Cadangan devisa (2008) tertinggi sepanjang sejarah, dan demikian juga dengan hutangnya.
- Kontrak Blok Cepu dengan pemodal asing (Amerika) Exxon mobil
- Perpanjangan kontrak dengan Freeport
- Pembentukan KPK
- Mengundang G.W Bush, menimbulkan kontra semua elemen bangsa
- Menurunkan harga BBM sebanyak 3 kali
- Kemiskinan terus turun 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
- Perubahan sistem di MPR dengan model bikameral, terbentuknya lembaga DPD disamping DPR
- Menaikkan gaji PNS
- Pembubaran CGI
Era SBY-Boed (2009-20..)
Kemana dan dimana ada titik terang reformasi itu ?
www.kammijatim.com
0 comments:
Posting Komentar