Sleman :: Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 08 – 10 Februari 2013. Kegiatan
bertempat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
(BBPPKS), Purwomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta.
Sebelum
Rapimnas berlangsung, panitia mengadakan acara Stadium General dengan
menghadirkan Andi Rahmat, S.E. (Mantan Ketua Umum KAMMI 2002).
“Kita
harus membaca kembali sejarah KAMMI dan sejarah Islam. Islam menjadi
bentuk energi kuat bagi bangkitnya peradaban dunia. Sebelum menyadari
bahwa Islam kembali menegakkan peradabannya, penting bagi kader KAMMI
untuk membaca kembali sejarah masa lalu. Dengan sejarah kita dapat
mengambil hikmah orang-orang masa lalu yang melakukan kerja-kerja
peradaban, “ tegas Andi Rahmat di Ruang Teatrikal Pusat Bahasa Teatrikal
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (7/2)
Andi menambahkan
dalam menghadapi era teknologi dan informasi, seorang pemimpin dapat
menjadi penentu kehidupan seseorang, kelompok, bahkan negara lain. Jika
zaman dulu manusia berperang dengan menggunakan senjata pedang, panah
dan perangkap perang manual, kini kita menyaksikan hancurnya negara
akibat serangan peluru kendali jarak jauh.
“Kita juga perlu
menyadari dalam era komunikasi ini, kehidupan pribadi seseorang telah
menjadi konsumsi publik. Di masyarakat komunikasi ini, media sosial
masuk ruang pribadi kita sehingga menjadikan kehidupan kontemporer ini
semakin nirsosial, “ tegasnya
Andi menilai manusia sekarang
terlalu sibuk dengan media dan gagap berkomunikasi dengan orang sekitar
kita. Kita menjadi manusia baru yang disibukkan dengan dunia digital
ini.
“Manusia sekarang yang egois terhadap dunia kita dan terpenjara dalam perangkap teknologi, “ terangnya.
Sementara
itu, di balai Dinas Sosial, Sleman pukul 20.00 malam KAMMI melanjutkan
SG dengan pemateri Fahri Hamzah, S.E (Ketua KAMMI 1998) Fahri
menjelaskankan penyadaran sejarah dimulai dengan banyaknya membaca dan
diskusi. Adanya dua karakter itu membuat KAMMI berkembang sebagai
organisasi yang layak untuk menguasai dialektika pengetahuan sebagai
modal membangun peradaban Islam.
“Kader KAMMI jangan takut berbeda
pendapat, apalagi kader KAMMI sampai takut berfikir. Dengan dialektika
yang semakin luas, kelak KAMMI akan siap dengan kepemimpinan muda yang
siap untuk membangkitkan Indonesia dan Islam di kancah dunia, “
tegasnya.
Acara Rapimnas ini dihadiri ratusan kader dari
perwakilan 33 daerah di seluruh Indonesia. Selain SG, acara KAMMI
menghadirkan dialog-dialog dengan para akademisi Oce Madril (UGM), Iwan
Setiawan (UMY). Acara Rapimnas ini dibuka oleh Bupati Sleman Drs. Sri
Purnomo, M.Si. Dalam rangka menyongsong 15 tahun usia KAMMI, Pengurus
Pusat KAMMI sedang menggagas gerakan secara nasional dan juga bentuk
respon isu dan tahun politik 2014 yang akan dihadapi.
Redaktur: Samin Barkah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar