JANGAN MERASA SENDIRI
Oleh : Derit vikiyono)*
Menjadi seorang pemimpin ternyata tidaklah mudah. Perbedaan karakter setiap anggota merupakan salahsatu hal yang tidak mudah untuk dipaham. Bukankah setiap individu memiliki keunikan masing-masing? Keunikan inilah yang membuat perbedaan dan disini pemimpin harus bekerja keras untuk menyatukan perbedaan-perbedaan itu dalam menuju satu tujuan bersama (tujuan organisasi).
Sudah satu bulan, ana dipilih menjadi ketua komisariat. Subhanallah… rasanya pertama kali dipilih begitu bersemangat. Semangat itu begitu menggelora, ingin membawa KAMMI AL-Badar Ponorogo menjadi omek yang mampu berkontribusi lebih untuk ummat. Namun satu bulan berjalan, muskerpun belum terlaksana. Apa kendalanya?
Sebenarnya tidak ada kendala, hanya saja saya melihat ada satu sikap dalam diri kader yang perlu diubah terkait mindset tentang amanah dakwah ini. Penulis melihat para kader masih merasa 1)bahwa tanggungjawab yang diembannya itu terlalu besar, dan 2)merasa bahwa kader lain tidak begitu aktif sehingga semangat kader yang ada menjadi ikut ikutan menurun.
Selain itu, alas an yang logis kenapa belum musker adalah musker membutuhkan waktu yang tidak sedikit, berdasarkan hasil muskom, rekomendasi KAMMI Ponorogo harus mengagendakan dauroh organisasi. Biarbagaimanapun dauroh organisasi urgensinya sangat penting bagi kader-kader terutama dalam menyusun program kerjanya. Maka kebijakan dari pengurus, untuk agenda ramadhan kita bahas bersama dan Alhamdulillah empat agenda sudah dapat terealisasi.
Pertimbangan lain kenapa musker belum terlaksana karena koordinator bidang, sekretaris dan biro kestari sedang KKN selama ramadhan. Padahal orang-orang yang KKN itu tergolong orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam kepengurusan. Namun dengan tegas penulis nyatakan, dispensasi hanya berlaku selama ramadhan untuk kader-kader KAMMI. Setelah ramadhan semua harus dijalankan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan organisasi hasil muskom KAMMI 2011.
Dari kaderisasi sendiri, sudah ada agenda untuk melakukan perapian kader dengan pemenuhan IJDK. Buku evaluasi sudah disebar dan ternyata dalam pelaksanaanya, ada sebagian kader yang masih kurang peduli dengan pemenuhan IJDK. Ini menjadi sebuah masalah baru.
Begitu kompleksnya masalah dan begitu rumitnya harus menyatukan tujuan, sempat penulis berdo’a “yaaallah.. engkau harus bertanggungjawab telah memilih saya sebagai ketua umum KAMMI.. masak ya ALLAH engkau biarkan aku tak berdaya menghadapi semua ini… Berilah jalan terbaik bagi hamda ya ALLAH… ..” dalam kondisi inilah penulis kemudian bangkit untuk mengemban amanah dengan lebih optimis, serius, percaya diri dan telaten.
“Jangan merasa sendiri” adalah sebuah kunci mentalitas organisasi. Masalah terlihat begitu besar jika kita merasa sendiri. Padahal masalah organisasi adalah masalah bersama, bukan masalah ketua saja namun seluruh komponen organisasi memiliki tanggungjawab yang sama.
Rasa “jangan merasa sendiri inilah yang harus timbuh dalam diri setiap kader, sehingga semua kader akan mampu diberdayakan, kader aka nada kontribusi. Dan diharapkan kontribusi inilah yang akan mampu membuat para kader semakin semangat.
Saat melihat koor bidang loyo, panulis berpesan “kenapa harus loyo akh, justru kita harus semangat karena jika kita mampu membuat kader-kader yang loyo menjadi bersemangat maka itulah prestasi. From zero to hero. Dari terbatas menjadi teratas. Antum jangan merasa masalah itu menjadi penghalang, tetapi buatlah masalah itu menjadi sebuah tantangan yang harus mampu antum taklukkan. Dan ingatlah akhi, ALLAH SWT tidak menimpakan sesuatu pada diri seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan orang tersebut. Ayo akhi, antum pasti bisa. Jangan merasa sendiri… dan jangan mudah patah arang, karena ALLAH SWT akan menguji kita pada titik kelemahan kita sehingga jika kita mampu melewatinya maka kita akan menjadi insan yang semakin meningkat kedudukannya disisi ALLAH SWT”.
“jangan merasa sendiri” mungkin motivasi inilah yang sekarang harus benar-benar menancap kuat dalam diri seorang kader. “jangan merasa sendiri, ALLAH SWT bersama kita”. Dengan demikian, secara otomatis iman seorang kader akan semakin meningkat, selain itu keyakinannya dan rasa cinta, harap dan takutnya kepada ALLAH SWT akan semakin bertambah. Karena biar bagaimanapun, amanah dakwah ini tidak akan mampu jika dipikul oleh orang-orang yang tidak memiliki mentalitas illahiar artinya spiritualnya pun juga harus kuat. Dan sungguh seorang kader yang spirituanyal kuat akan mampu mengalahkan berpuluh-puluh bahkan berjuta orang yang tidak memiliki spiritual yang baik.
Akhirnya ayok, kader2 KAMMI, target kita 1 hari 3 juz selama ramadhan dan juga hafal Juz 30 mari kita penuhi. Semoga ALLAH SWT mencurahkan rahmat dan berkahnya kepada kita semua, Amin. Wallahualam.
)* Ketua umum KAMMI Al-Badar Ponorogo 2011-2012
0 comments:
Posting Komentar